Sabtu, 20 Februari 2010

NARSIS






Narsis, sebuah istilah yang sangat familiar dalam kehidupan kita. Dan, mungkin sudah lama teman-teman sering mendengarnya. Karena saya termasuk orang yang "kurang bergaul", sehingga terlambat mengenal istilah-istilah seperti itu, walaupun sebenarnya bukan istilah baru. Sering teman-teman bilang “tuh orang narsis banget” ketika melihat gambar atau foto seseorang yang “di cakep-cakepin” atau “digagah-gagahin” atau semacam itulah kira-kira……Kemudian akhirnya saya memiliki pemahaman bahwa istilah narsis itu digunakan untuk memberikan sebutan kepada seseorang yang suka menonjolkan dirinya lewat penggambaran yang seolah-olah menjadi orang “yang paling…..”.

Ternyata, pemahaman saya tidak sepenuhnya benar, walaupun juga tidak salah. Setelah saya buka kamus, ternyata istilah narsis yang sering kita dengar itu berasal dari kata narcissism yang berarti suka membanggakan diri sendiri. Memang secara nyata sifat narsis tidak hanya sebatas pada “tampilan foto/gambar yang di cakep-cakepin…..” saja, tetapi jauh lebih luas dari itu dan menyentuh pada aspek psikologis manusia. Namun orang yang suka berfoto dengan pose yang dibuat-buat biar kelihatan seolah-olah paling keren seperti yang dipasang di profile facebook juga termasuk salah satu bentuk "perilaku narsis" (itu pendapat saya, gak setuju juga gak apa-apa).

Setelah saya membaca beberapa artikel, ternyata istilah narsis (narcissism) diambil dari sebuah mitologi yunani dimana seorang kesatria yang bernama Narcissus (ναρκισσος - NARKISSOS) dan parasnya elok bukan main suka memuja dirinya sendiri dan banyak menolak cinta secara kejam dari para wanita yang mencintainya. Sampai suatu saat dia menolak cinta Echo, yang menyebabkan Echo patah hati, dan Narcissus dikutuk sehingga jatuh cinta pada bayangannya sendiri di air kolam .Tanpa sengaja ia menjulurkan tangannya, sehingga ia tenggelam dan tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut bunga narcissus.

Istilah "Narsisme" (dengan mengambil kisah Narcissus) pertama kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud pada tahun 1890-an untuk menggambarkan sifat manusia yang sangat senang mengagumi/melebih-lebihkan dirinya sendiri. Narsisme adalah salah satu bentuk kesombongan manusia dan beberapa pakar psikoanalis mengkategorikan sifat ini sebagai sebuah penyimpangan psikologis pada manusia.

Berbagai karakteristik kepribadian telah dikaitkan dengan narsis. Sebagai contoh, narsis sering didefinisikan sebagai sibuk dengan mimpi-mimpi kesuksesan, kekuasaan, keindahan, dan kecemerlangan serta mencari perhatian dan kekaguman dari orang lain. Berkaitan dengan hal itu, ancaman terhadap harga diri orang yang narsis sering diikuti dengan perasaan marah, tertantang, malu, dan terhina. Seorang narsis juga cenderung lebih memikirkan hak yang harus mereka terima tanpa memikirkan tanggung jawab yang harus dipikul. Menurut American Psychiatric Association, orang yang narsis rentan terhadap kemarahan, rasa malu, rendah diri, dan penghinaan saat mereka dikritik oleh orang lain.
Orang yang memiliki sifat narsis senang melakukan glorifikasi diri yang biasanya diikuti oleh proses psikologis sebaliknya yakni menghina orang lain.

Setelah membaca beberapa artikel dibeberapa blog, Saya pun tersenyum, karena ternyata "Buku Tua" yang sering saya baca, sudah menceritakan, Jauh sebelum Narccisuss, menganggap diri paling, paling dan paling..... Lucifer sudah melakukannya terlebih dahulu. Ketika ia (lucifer) menyadari bahwa, dialah malaikat yang paling "indah dan lebih" dari yang lainnya, ia mulai sombong, dan ingin menggeser DIA yang harusnya bertahta. Maka, akhirnya Lucifer di buang! Teman-teman, "Buku Tua" yang sering saya baca juga, menekankan satu hal, Kesombongan mengawali Kejatuhan! Dan biasanya, mereka yang sombong hingga narsis adalah mereka yang mengenal & menyadari kelebihan-kelebihan diri mereka tanpa mengenal DIA yang menciptakan kita.

Maka, menurut saya, mengenal diri dan tahu potensi diri itu baik, tapi belum cukup. Karena kita semua, telah jatuh dalam dosa. Maka pengenalan diri yang baik dan benar hanya kita temukan, ketika kita mengenal DIA yang menciptakan kita. Tanpa mengenal DIA, kita hanya mengenal "bayang-bayang semu" yang membawa kita pada kesia-siaan.

Pertanyaannya, ada dua: 1). Anda Narsis? jika iya, cemberutlah[ :( ]karena itu bahaya 2). Sudahkah Anda mengenal siapa Pencipta anda? kalo iya, Tersenyumlah :) Itu bagus!

Jumat, 19 Februari 2010

TI'I LANGGA

MEGAH, itulah kesan pertama saya, melihat kantor Bupati Rote-Ndao. Dari kejauhan (apalagi kampoengku, di atas gunung _Bebalain_) tampak ti'i langga raksasa berbalut kuningan, seakan "bertahta" kokoh, takkan tergoyahkan! Jika malam hari tiba, "tersaji" pemandangan yang indah, begitu "mempesona", bak seorang pemuda yang selesai 'berdandan', _ To'o talalu ganteng_


Saya telah melihat lebih dari puluhan kantor Bupati bahkan kantor Gubernur, baik di NTT, beberapa di Pulau Jawa, Kalimantan, bahkan Sulawesi, tetapi baru kali ini, saya kagum...menatapnya beberapa kali! Mungkin saja, anda berkata, Wajar karena Johan Orang Rote. Ya, bisa...Tetapi sebenarnya, bukan hanya karena saya Orang Rote, makanya sy kagum. Kekaguman saya lebih kepada, bagaimana Imajinasi para Leader di Pulau Rote yang "mengawinkan" kearifan Lokal dengan modern. Itu yang jarang ada di daerah lain, khususnya yang pernah saya kunjungi!

Memang, Ti'i langga punya filosofis yang sangat mendalam bagi orang Rote. Saya masih ingat, dahulu waktu SD begitu bangganya saya, kalau mengikuti lomba pukul gong, menari mengenakan ti'i langga, di Ba'a (pernah juara satu). Menurut orang tua, ti'i langga adalah simbol kegagahan (tae koaknya), dsbnya......
Dahulu jika seorang pemuda mengenakan ti'i langga, dia terlihat gagah, Keren! Dan para gadis, biasanya mendekat....... tak peduli suku apa pun dia, bahkan dari luar negeri (entah benar atau tidak, itu cerita...tapi sepertinya iya, pengalaman hehehe). Maka, biasanya ketika saya mengikuti pacuan kuda ala rote (HUS), terasa kurang, jika belum mengenakan ti'i langga, (pengalaman saya waktu kecil)!

Selain itu (masih menurut orang tua), "antena"nya melambangkan Kepemimpinan. Artinya, secara alamiah, terlahir sebagai pemimpin (benarkah?, entahlah!) dan masih banyak lagi nilai filosofis dari Ti'i langga, yang tak sempat saya uraikan ( untuk lebih jelasnya, bisa lihat di profil kab. Rote-Ndao).


Namun satu hal yang pasti, Rote Ndao telah memulai. Berani melawan arus modernisasi-globalisai (ketika model bangungan mulai meniru Eropa) dengan mempertahankan ciri khas daerah, sebagai sesuatu yang layak "di jual" karena memang bernilai! Rote-Ndao, telah menunjukkan bahwa, NTT yang menurut kebanyakan orang "miskin", sebenarnya kaya, paling tidak kaya SDMnya.

Semoga, itu menjadi awal yang Baik (untuk Rote-Ndao yang lebih baik, dan "menginspirasi" NTT pada umumnya, untuk memaksimalkan potensi lokal, sehingga tidak bergantung pada produk luar) dan bukan awal menuju kehancuran, karena Kesombongan!!!



~ Beta Bangga jadi Orang ROTE ~

TETAP TERSENYUM WALAU DALAM SITUASI SULIT

Beberapa hari terakhir ini, saya diperhadapkan dengan situasi dan kondisi yang "benar-benar sulit". Ada banyak hal yang membuat saya kecewa, jengkel, kesal dan sebagainya. Mungkin, itu juga tidak terlepas dari "permasalahan besar" yang dihadapi oleh "lembaga" di mana saya berada. Memang, lembaga di mana saya berada (baca: beraktivitas), sedang tak "menentu".



Entahlah, yang pas
ti, benar-benar, tidak menyenangkan. Walau begitu, saya bersyukur karena DIA senantiasa "menghibur & menguatkan" saya. Ya, selalu ada alasan untuk tetap tersenyum, menjalani hidup ini.

Saya, sangat diberkati, ketika membaca Mazmur 88 (andai sempat, coba Anda buka Alkitab anda, sebelum membaca lebih lanjut catatan saya ini).

Mungkin, Sebagian orang akan berpikir bahwa apa yang diungkapkan pemazmur mengisyaratkan bahwa ia kecewa pada Tuhan, bahkan protes dan mempertanyakan sikap Tuhan (ayat 2-3, 11-13). Ungkapan-ungkapannya memang menunjukkan tingkat kefrustasiannya bahkan depresi karena terus-menerus menghadapi penderitaan yang begitu hebat (ayat 4-6). Pemazmur kehilangan semangat hidup dan pengharapan. Ia merasa benar-benar sendirian (ayat 9, 19). Dan parahnya, ia merasa penderitaannya itu juga karena murka Allah (ayat 7-10). Bagaimana tidak? Ia sudah berulang kali memohon pada Tuhan, tapi sepertinya Tuhan tidak menolongnya.

Sekalipun sepertinya pemazmur mempertanyakan bahkan protes dan menuntut Tuhan, tapi justru dari sikapnya yang terus-menerus memohon bahkan tak henti-hentinya berseru pada Tuhan menunjukkan bahwa ia percaya pada Tuhan. Sebab kalau ia tidak percaya, ia tidak mungkin masih berseru-seru dan mengadukan persoalan yang dihadapinya pada Tuhan.

Seringkali ada pemahaman kalau orang beriman tidak akan mempertanyakan apa yang terjadi pada dirinya, melainkan terima saja segala sesuatu dengan tulus ikhlas. Orang beriman tidak akan, bahkan tidak boleh mengeluh pada Tuhan. Akibatnya banyak orang yang menjadi tidak jujur dengan apa yang dirasakannya termasuk pada Tuhan sendiri. Mungkin ini menjadi salah satu penyebab munculnya stres berkepanjangan. Orang menyimpan dan memendam kekecewaan bahkan kepedihannya dalam hati. Makin lama semakin banyak luka batin yang tidak terpulihkan.

Sebenarnya iman juga bisa mempertanyakan banyak hal pada Tuhan, termasuk mengeluh, mengungkapkan kesedihan dan kekecewaannya. Keterbukaan dan kejujuran di hadapan Tuhan bukanlah tanda seseorang tidak beriman. Justru orang-orang yang sering mengadukan persoalannya pada Tuhan adalah orang yang memercayai Tuhan dan mengharapkan jawaban-Nya.

Itulah yang membuat saya tersenyum, walau situasi saya sedang sulit, tak menentu. Karena saya punya TUHAN yang mau mendengar setiap keluhan saya. Bagaimana dengan Anda? Terpujilah Nama-Nya.

Kamis, 18 Februari 2010

ANAK MUDA JUGA BISA

"Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu" (1 Timotius 4:12)

20 Januari 2009, seluruh dunia terpukau, hampir semua mata tak berkedip menyaksikan "peristiwa langkah" pelantikan Presiden Amerika Serikat, seorang yg berasal dari kaum minoritas (kulit hitam). Ya, untuk pertama kali dalam sejarah, AS memiliki Presiden berkulit hitam.


Dialah Barack Obama. Dan ketika dia berpidato, banyak pihak menganggap pidato pelantikannya itu sangat fenomenal. Luar biasa. Bahkan dibeberapa Negara (mis:Jepang), Pidatonya itu diajarkan kepada Mhsw yg belajar Bahasa Inggris. Pilihan kata demi kata, begitu mempesona. Obama memang anak yang cerdas, guru masa kecil (SD) di Indonesia pun mengakui itu. Dan banyak sekali penulis yang menulis tentang dia. Wajar!!!

Tapi, sayangnya, tak banyak orang yang tahu siapa "aktor sesungguhnya" dibalik pidato fenomenal tersebut. Ternyata, pidato itu, disusun/ditulis oleh seorang anak muda berusia 27 tahun bernama JON FAVREAU. Ya, Favs, demikian nama kesayangnya, membutuhkan waktu 16 jam setiap hari selama dua bulan, untuk mengonsep, memilih dan merangkai kata demi kata untuk pidato pelantikan Obama nanti.

Dan yang lebih luar biasa, ternyata sebelum direkomendasikan oleh asisten komunikasi Obama (Robert Gibbs) tahun 2005, ia hanyalah seorang karyawan gerai kopi starbucks di Penn Quarter. Tapi, karena pemikiran dan kerja kerasnya yang berkesan bagi Gibbs, akhirnya ia direkomendasikan. Selanjutnya, Favs dan Obama makin dekat, mereka saling bertukar pikiran, hingga akhirnya ia bergabung dengan tim kampanye Obama, sebagai ketua tim perumus pidato, 2007 lalu. Kini, rakyat Amerika mengenal Favs sebagai penulis pidato termuda dalam sejarah pelantikan presiden baru AS.

Saya juga belajar dari Rasul Paulus, ketika ia menasihati Timotius (yang notabene masih muda), dia mengingatkan bahwa setiap orang, tak peduli, walau masih muda dapat "meraih kesuksesan" (tentu dalam bidangnya, dan untuk Timotius, pasti pelayanannya) asal ia benar-benar memperhatikan bagaimana cara menjalani kehidupannya. Ya, bagaimana cara kita menjalani dan memaknai hidup ini, itulah yang membedakan kita, orang biasa atau orang luar biasa.

Teman's, hari ini, saya belajar, bahwa dimana pun saya, apa pun saya, saya dapat meraih "puncak-puncak kesuksesan" hidup. Karena itu adalah hak saya, begitu pun Anda. Jangan sia-siakan!
Tapi, sebelumnya, ubahlah terlebih dahulu cara kita menjalani dan memaknai kehidupan ini, mulai dari lingkungan terkecil, hingga masyarakat luas. Karena, perubahan selalu berawal dari diri kita sendiri.

Bravo, anak Muda Indonesia....