Jumat, 19 Februari 2010

TETAP TERSENYUM WALAU DALAM SITUASI SULIT

Beberapa hari terakhir ini, saya diperhadapkan dengan situasi dan kondisi yang "benar-benar sulit". Ada banyak hal yang membuat saya kecewa, jengkel, kesal dan sebagainya. Mungkin, itu juga tidak terlepas dari "permasalahan besar" yang dihadapi oleh "lembaga" di mana saya berada. Memang, lembaga di mana saya berada (baca: beraktivitas), sedang tak "menentu".



Entahlah, yang pas
ti, benar-benar, tidak menyenangkan. Walau begitu, saya bersyukur karena DIA senantiasa "menghibur & menguatkan" saya. Ya, selalu ada alasan untuk tetap tersenyum, menjalani hidup ini.

Saya, sangat diberkati, ketika membaca Mazmur 88 (andai sempat, coba Anda buka Alkitab anda, sebelum membaca lebih lanjut catatan saya ini).

Mungkin, Sebagian orang akan berpikir bahwa apa yang diungkapkan pemazmur mengisyaratkan bahwa ia kecewa pada Tuhan, bahkan protes dan mempertanyakan sikap Tuhan (ayat 2-3, 11-13). Ungkapan-ungkapannya memang menunjukkan tingkat kefrustasiannya bahkan depresi karena terus-menerus menghadapi penderitaan yang begitu hebat (ayat 4-6). Pemazmur kehilangan semangat hidup dan pengharapan. Ia merasa benar-benar sendirian (ayat 9, 19). Dan parahnya, ia merasa penderitaannya itu juga karena murka Allah (ayat 7-10). Bagaimana tidak? Ia sudah berulang kali memohon pada Tuhan, tapi sepertinya Tuhan tidak menolongnya.

Sekalipun sepertinya pemazmur mempertanyakan bahkan protes dan menuntut Tuhan, tapi justru dari sikapnya yang terus-menerus memohon bahkan tak henti-hentinya berseru pada Tuhan menunjukkan bahwa ia percaya pada Tuhan. Sebab kalau ia tidak percaya, ia tidak mungkin masih berseru-seru dan mengadukan persoalan yang dihadapinya pada Tuhan.

Seringkali ada pemahaman kalau orang beriman tidak akan mempertanyakan apa yang terjadi pada dirinya, melainkan terima saja segala sesuatu dengan tulus ikhlas. Orang beriman tidak akan, bahkan tidak boleh mengeluh pada Tuhan. Akibatnya banyak orang yang menjadi tidak jujur dengan apa yang dirasakannya termasuk pada Tuhan sendiri. Mungkin ini menjadi salah satu penyebab munculnya stres berkepanjangan. Orang menyimpan dan memendam kekecewaan bahkan kepedihannya dalam hati. Makin lama semakin banyak luka batin yang tidak terpulihkan.

Sebenarnya iman juga bisa mempertanyakan banyak hal pada Tuhan, termasuk mengeluh, mengungkapkan kesedihan dan kekecewaannya. Keterbukaan dan kejujuran di hadapan Tuhan bukanlah tanda seseorang tidak beriman. Justru orang-orang yang sering mengadukan persoalannya pada Tuhan adalah orang yang memercayai Tuhan dan mengharapkan jawaban-Nya.

Itulah yang membuat saya tersenyum, walau situasi saya sedang sulit, tak menentu. Karena saya punya TUHAN yang mau mendengar setiap keluhan saya. Bagaimana dengan Anda? Terpujilah Nama-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar